Copas dari grup sebelah. Sayang penulisnya tidak diketahui.
AHLI SYURGA YG TDK SOLAT TAHAJUD
Suatu hari ketika Rasulullah shollawlohi alaihi wassalam & para sahabat berkumpul di satu sudut Masjid Nabawi, Rasulullah shollawlohi alaihi wassalam,tiba2 berkata:
“Sebentar lagi dtg seorg pemuda ahli syurga.”
Tak lama kemudian dtg seorg pemuda yg muka & tangannya basah berwudlu, sambil sebelah tanganya memegang sandal. Penampilan sgt sederhana. Tidak ada hal yg istimewa.
Beberapa hari kemudian, ketika Rasulullah shollawlohi alaihi wassalam & beberapa sahabat duduk di tempat sama, sekali lg Rasulullah shollawlohi alaihi wassalam berkata:
“Sebentar lagi dtg seorg pemuda ahli syurga.”
Sebentar kemudian, pemuda yg sama sampai. Pun berpenampilan sama.
Salah seorang sahabat yg ada di situ ialah Muaz bin Jabal ra. Beliau ingin tahu apa rahasia lelaki itu yg dikatakan ahli syurga.
Lalu dia mencari jalan utk tidur di rumah lelaki itu dgn memberi berbagai alasan. Pemuda itu pun membolehkan Muaz tidur di rumahnya.
Malam itu ketika Muaz bangun bertahajjud, pemuda itu masih nyenyak tidur hingga ke Subuh.
apabila menjelang subuh, pemuda itu bangun sholat Subuh. Lalu mereka membaca Al Quran, lelaki itu terbata-bata, membaca Al Quran. Tidak lancar seperti Muaz.
Dan apabila menjelang waktu Dhuha, Muaz bersolat sunat Dhuha. Tapi lelaki itu tidak.
Selain itu pada hari yg sama Muaz berpuasa sunat, tapi lelaki itu tidak.
Muaz pun menceritakan hal tersebut,kepada Rasulullah shollawlohi alaihi wassalam, telah katakan pada lelaki itu, dan berterus-terang bertanyakan apakah amalannya hingga Rasulullah mengatakan dia ahli syurga.. lalu pemuda itu berkata:
“Amalanku tidaklah sebaik mana engkau. Aku masih belum lancar baca Al Quran. Aku masih tak mampu bangun bertahajjud. Aku juga tak mampu lg sholat dhuha. Apalagi berpuasa sunat.”
“Tapi…”
“Sejak beberapa minggu ini, aku mencoba amalkan 3 perkara yg baru ku pelajari:”
1. Aku berusaha keras tidak sakitkan hati siapapun orangnya.entah itu keluargaku,tetanggakuku, sahabatku maupun orang yg tak kukenal.
“Muaz berkata, subahanallah.”
“Lagi…?”
2. Aku berusaha keras,menahan diri dari memarahi sesiapapun. Dan aku akan maafkan semua org yg membuat salah kepadaku.
“Muaz berkata, subahanallah. Lagi…?”
3. Aku berusaha keras menjaga tali silaturrahim. Dan aku akan bantu panjangkan silaturrahim sebaik mana mungkin,sebanyak banyaknya.
Itulah yg mampu aku lakukan.
Subhanallah…
Sahabat2 sekalian.
Jika kita rasa kita hebat dgn perasaan ibadah kita, kita khilaf. Jika kita rasa kita hebat dgn amalan yang kita kerjakan,kita pun khilaf.
Kalau kita rasa kita tak perlu beramal ibadah,sangat jauh salahnya.
Apa guna ilmu tinggi, hidup penuh melakukan ibadah, pakaian sunnah tapi apa yg keluar dari mulut kita senantiasa menyakitkan perasaan hati isteri, hati suami, hati anak, hati saudara keluarga kita, hati orang lain,apalagi hati kedua orang tua,ibu dan bapa kita.
Apa gunanya ilmu tinggi, hidup penuh syariat islam, berpakaian ikut sunnah tetapi selalu mudah marah,mencaci maki,mengumpat org dan penuh dendam kesumat dlm dada. Apalagi dapat memaafkan orang lain…. jauh sekali.
Apa guna ilmu tinggi, hidup penuh syariat, kendaraan penuh sticker Islamik tapi sering bermusuhan,teman selalu salah kita saja yg betul, saudara kita mulai menjauhi kita, kita tak peduli.. apalagi mau menjenguk dan berkunjung silaturahmi,jangan diharap….
Tazkirah … (Utk diri sendiri 😔)
Semoga الله permudahkan segala urusan kita. Aminnn..
@islamtalk
Bersambung yg lain.
Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yg kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun2 dia tdk pernah absen melakukan sholat tahajud.
Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu utk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yg duduk di bibir sumurnya. Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?”
Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah”.
Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga krn kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yg sedang kamu lakukan di sini?”
Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”
Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yg kau bawa?”
Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba2 pencinta Allah.”
Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dlm hati namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku di situ ?”
Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yg tdk kenal putusnya. Selalu mengerjakan shalat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam.
“Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tdk menemukn nama Abu di dalamnya.
Tdk percaya, Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi.
“Betul … namamu tdk ada di dalam buku ini!” kata Malaikat.
Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi2nya. “Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dlm tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tdk masuk dlm golongan para hamba pecinta Allah,” ratapnya.
Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tdk tahu engkau bangun setiap malam ketika yg lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dlm buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”
“Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.
“Engkau memang bermunajat kpd Allâh, tapi engkau pamerkan dgn rasa bangga ke- mana2 dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada org sakit atau lapar, tdk engkau tengok dan beri makan. Bgmn mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tdk pernah mencintai hamba2 yg diciptakan Allâh ?” kata Malaikat itu.
Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tdklah hanya kpd Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.
_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAK SHALAT, PUASA, DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG !!!*_
_*“`MAU TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?*_
*_Nabi Musa : Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?_*
*_Allah SWT:_*
*_SHALAT? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar._*
*_DZIKIR? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang._*
*_PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri._*
*_Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Mu senang Ya Allah?_*
*_Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu._*
_Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. —Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)—_
*_Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu… maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah._*
*_Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain… maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya._*
*_Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia_*
*(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)*
Saudaraku seiman, sebarkanlah ilmu ini agar kita makin barakah. Pentingnya Silahtuhrahmi.
Aamiin …