———
Shalat Tahajud:
Perintah, Sunnah, Doa, dan Keutamaan
- Perintah Shalat Tahajud
Al-Qur’an, Surah Al-Isra’ ayat 79
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Ayat ini menjadi dasar utama disyariatkannya shalat tahajud sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. - Sunnah Jumlah Rakaat
Rasulullah ﷺ biasa melaksanakan tahajud dengan 11 rakaat (termasuk witir), sebagaimana riwayat dari Aisyah r.a. dalam Shahih Bukhari dan Muslim .
Namun, jumlah rakaat tidak dibatasi secara kaku . Ulama sepakat boleh lebih atau kurang, misalnya 8 rakaat, 11 rakaat, atau bahkan 13 rakaat, sesuai kemampuan.
Intinya: yang utama adalah konsistensi dan kekhusyukan , bukan jumlah semata.
- Doa Tahajud (Transliterasi)
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ.
وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ.
وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ.
وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ
وَوَعْدُكَ الْحَقُّ
وَلِقَاءُكَ حَقٌّ
وَقَوْلُكَ حَقٌّ
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ
وَالنَّارُ حَقٌّ
وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ
مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ
وَالسَّاعَةُ حَقٌّ.
اَللَّهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ
وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ
فَاغْفِرْلِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ
وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ
بِهِ مِنِّي.
اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Allahumma laka al-hamdu anta qayyimu as-samawati wal-ardhi waman fihinna.
Wa laka al-hamdu anta maliku as-samawati wal-ardhi waman fihinna.
Wa laka al-hamdu anta nuru as-samawati wal-ardhi waman fihinna.
Wa laka al-hamdu anta al-haqqu,
wa wa‘duka al-haqqu,
wa liqa’uka haqqun,
wa qawluka haqqun,
wal-jannatu haqqun,
wan-naru haqqun,
wan-nabiyyuna haqqun,
Muhammadun sallallahu ‘alayhi wa sallama haqqun,
was-sa‘atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu, wabika amantu, wa ‘alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wabika khasamtu,
wa ilayka hakamtu.
Faghfir li ma qaddamtu wama akhkhartu, wama asrartu wama a‘lantu,
wama anta a‘lamu bihi minni.
Anta al-muqaddimu wa anta al-mu’akhkhiru, la ilaha illa anta.
Wa la hawla wa la quwwata illa billah.
- Terjemahan
Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah Pemelihara langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya.
Bagi-Mu segala puji. Engkaulah Pemilik langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya.
Bagi-Mu segala puji. Engkaulah Cahaya langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya.
Bagi-Mu segala puji. Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad ﷺ itu benar, dan hari kiamat itu benar.
Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan-Mu aku berdebat, dan kepada-Mu aku berhukum.
Maka ampunilah aku atas apa yang telah aku lakukan, yang akan aku lakukan, yang aku sembunyikan, yang aku nyatakan, dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahui dariku.
Engkaulah Yang Mendahulukan dan Engkaulah Yang Mengakhirkan. Tiada Tuhan selain Engkau.
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. - Rujukan Hadits
Shahih Bukhari, Kitab Tahajjud (no. 1120)
Dari Ibnu Abbas r.a.: “Adalah Nabi ﷺ apabila bangun malam untuk tahajud, beliau berdoa: Allahumma laka al-hamdu anta qayyimu as-samawati wal-ardh…”
Shahih Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin (no. 769)
Dari Ibnu Abbas r.a.: “Rasulullah ﷺ apabila bangun malam untuk shalat, beliau berdoa: Allahumma laka al-hamdu anta rabbus-samawati wal-ardh…” - Keutamaan Shalat Tahajud
Kedudukan terpuji → QS. Al-Isra’ 79: Allah mengangkat ke maqam mahmud.
Mendekatkan diri kepada Allah → HR. Tirmidzi: kebiasaan orang saleh, pencegah dosa, penghapus kesalahan.
Doa dikabulkan → HR. Bukhari & Muslim: sepertiga malam terakhir adalah waktu mustajab.
Wajah bercahaya → HR. Ahmad: shalat malam adalah cahaya bagi mukmin.
Menghapus dosa dan menjaga dari maksiat → HR. Tirmidzi: tahajud sebagai pembersih jiwa. - Hubungan Tahajud dengan Persiapan Kiamat
Doa tahajud menutup dengan “was-sa‘atu haqqun” → hari kiamat itu benar adanya .
Tahajud adalah latihan menghadapi kiamat:
Kejujuran iman → mengakui kebenaran akhirat.
Waktu mustajab → simulasi kecil dari hari kebangkitan, bangun dari tidur untuk menghadap Allah.
Cahaya amal → penerang di hari gelap, kelak di shirath.
Bekal kedudukan mulia → maqam mahmud sebagai posisi terhormat di akhirat.
Kesimpulan:
Shalat tahajud adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, berlandaskan Al-Qur’an dan hadits sahih. Ia bukan sekadar doa malam, tetapi latihan spiritual menghadapi kiamat : menguatkan iman, memohon ampunan, menyalakan cahaya amal, dan menyiapkan kedudukan mulia di sisi Allah.
